Minggu, 23 September 2012

MEMBERI MAAF DAN MEMINTA MAAF


Dalam menapaki kehidupan di dunia ini tidak selamanya berjalan dengan mulus, lancar dan bebas hambatan. Selalu saja ada  pasang surut, naik dan turun, suka dan duka yang sifanya saling melengkapi dan datang silih berganti. Salah satu penyebabnya adalah karena tidak ada orang yang dapat menjalani hidup ini secara individu, karena manusia adalah mahluk sosial yang saling tergantung satu dengan yang lainnya. Dalam beriteraksi dengan orang lain inilah banyak terjadi kesalah pahaman sehingga menimbulkan ketidaknyamaan. Apa yang kita lakukan baik dalam pola berpikir, berbicara dan berbuat sering berbeda dengan yang orang lain harapkan, sehingga timbullah kesalah pahaman..Demikian pula sebaliknya, apa yang orang lain ucapkan dan perbuat belum tentu sepenuhnya dapat menyenangkan hati kita. Kondisi inilah yang sering menimbulkan perasaan tidak menyenangkan seperti rasa kesal, kecewa, marah, benci, iri, dendam, dengki dan segala pikiran negatif lainnya.

Solusinya adalah usahakan agar kita selalu meluangkan waktu untuk introspeksi diri, mulai dari yang kita pikirkan, yang kita ucapkan dan yang kita perbuat, sebab lebih baik kita mulai memperbaiki dari diri sendiri dari pada orang lain. Ada pepatah mengatakan lebih mudah menundukkan musuh diluar dari pada musuh yang ada dalam diri kita. Penyebabnya karena ego kita demikian kuatnya sehingga apa yang kita katakan dan lakukan merasa paling benar. Tanamkan kesadara dalam diri kita bahwa hidup ini untuk melayani , bukan untuk dilayani,tan ketahuilah tidak ada mahluk sempurna yang lahir di dunia ini. Itulah sebabnya kita harus memahami kekurangan dan perbedaan yang kita alami ketika berhubungan dengan mahluk lain.Bahwa kita lahir kedunia adalah untuk menyempurnakan segala kekurangan kita. Memberi maaf adalah kemuliaan dan meminta maaf adalah kewajiban. Kalau kita melakukan kesalahan kepada orang lain disengaja atau tidak yang mengakibatkan orang lain menjadi sakit hati maka, jangan segan-segan meminta maaf dengan tulus, sportip dan spontan.

Setiap hari kita wajib memaafkan kesalahan orang lain, baik secara fisik maupun secara rohani. Memaafkan kesalahan orang secara lahir sangat mudah dilakukan oleh anak-anak. Lihatlah anak-anak kita, mereka mudah ribut, bertengkar, memperebutkan mainan, dan sebagainya. Namun dalam beberapa menit saja mereka sudah baikan dan bermain kembali. Bagi orang dewasa, waktu yang dibutuhkan lebih beragam tergantung karakter individu masing masing. Ada yang butuh waktu beberapa menit, sebuah pertengkaran akan berakhir dengan gelak tawa. Ada yang butuh waktu beberapa jam, beberapa hari, beberapa minggu, dan berbulan-bulan. Bahkan ada orang-orang yang menyimpan setiap peristiwa buruk dalam hidupnya selama bertahun tahun. “Tiada maaf bagimu,” demikian ungkapan yang sering kita dengar. Bagaimana dengan memaafkan secara bathin? Ini masalah terbesar dalam hidup. Pikiran negatif atau emosi negatif akan menimbulkan berbagai gangguan kesehatan dan penderitaan dalam kehidupan ini. Jarang kita menyadari ketika kita punya masalah yang tidak mengerti apa penyebabnya, kadang sudah diperiksa oleh dokterpun tidak ditemukan penyakitnya. Hidup merasa tidak bahagia, penuh dengan tekanan, kecemasan kehawatiran dan sejenisnya. Hidup diwarnai dengan perasaan curiga, irihati dengan orang lain, kemarahan kepada kondisi-kondisi yang tidak sesuai dengan harapan. Hidup Anda akan terasa panas, penuh dengan duri, penuh dengan masalah. Satu-satunya cara untuk memaafkan secara bathin adalah dengan melatih mengembangkan cinta kasih. Buddha bersabda bahwa kebencian tidak akan berakhir bila dibalas dengan kebencian. Kebencian akan berakhir bila dibalas dengan cinta kasih. Karena itu, setiap orang perlu mengembangkan cinta kasih (metta) kepada semua orang tanpa membeda-bedakan status, kepada semua makhluk yang ada di alam semesta ini, dan kepada semua kehidupan. Hampir semua orang mengetahui bahwa hidup harus dilalui dengan cinta kasih, kasih sayang, peduli dengan orang lain, saling membantu, dan sikap baik . Coba perhatikan pola kehidupan di kota-kota, semua orang seakan-tak mengenal siapa tetangga kita sangat individual. Semua orang sibuk dengan dirinya sendiri tanpa ada perasaan peduli dengan lingkungan sekitar.  Apalagi di zaman sekarang, kita lebih mudah melihat orang yang sibuk dengan telepon genggamnya daripada orang sekitarnya; termasuk dengan pasangannya. Cinta kasih harus dilatih. Buddha mengajarkan meditasi cinta kasih; mengharapkan orang lain berbahagia, bebas dari segala penderitaan jasmani, bebas dari segala penderitaan batin, semoga semua orang dapat mempertahankan kebahagiaan yang telah diperolehnya. Cinta kasih dilatih untuk diri sendiri, untuk makhluk lain, ditujukan ke sepuluh arah. Latihan ini tidak bisa hanya dilakukan sekali atau beberapa kali. Cinta kasih dilatih dan dikembangkan sebanyak mungkin, sesering mungkin, diulang-ulang hingga cinta kasih di dalam bathin menjadi kuat. Orang-orang yang memiliki cinta kasih yang kuat akan dapat memaafkan kesalahan orang lain, termasuk musuh-musuhnya, dengan perasaan tanpa beban. Kalau ada orang yang mengatakan bahwa dia sudah memaafkan kesalahan orang lain, saya akan memintanya untuk memikirkan orang yang dimaksud dan rasakan di dalam dada. Apakah ada perasaan yang tidak menyenangkan atau emosi negatif yang muncul? Kalau masih ada, hanya ada maaf di bibir, tidak sampai didalam bathin.Membiasakan diri hidup dalam gelimangan kasih sayang kita akan merasakan dunia ini begitu indah, menyenangkan dan membahagiakan. Oleh karena itu mari kita kembangkan cinta kasih kita untuk semua mahluk, bebaskan diri kita dari sifat egois dan mau menang sendiri. Mengalah untuk menang artinya mengalah menunjukan sikap rendah hati dan pribadi mulia. Kejartlah kebahagian sejati itu, materi dapat dikejar dengan kepintaran strategi dan keuletan tetapi cinta kasih hanya bisa didapat dengan senyum ramah tamah dan keikhlasan.

Minggu, 19 Agustus 2012

Proses Kesadaran Fisik


  • Dalam menapaki kehidupan di dunia tidak pernah terlepas dari konsep leluhur kita yang disebut dengan catur bekel; suka,duka,lara dan pati. Semua mahluk didunia ini pasti mengalami situasi seperti itu' hanya saja setiap individu memiliki bobot pengalaman yang berbeda-beda; apakah bobot sukanya lebih besar dari dukanya atau sebaliknya. Suka pasti semua orang pernah merasakan ketika kita mendapatkan apa yang diinginkan atau melihat atau mendengar ceritra lucu atau saat kita melihat kejadian yang lucu atau ketika kita sedang berbahagia. 
  • Demikian juga perasaan duka ketika kita kehilangan sesuatu yang amat disayangi, ketika kita kehilangan kekasih dunia bagaikan runtuh.
  • Lara semua orang pernah merasa sengsara, atau menderita karena sakit, kena musibah, sakit yang tidak kunjung sembuh-sembuh. 
  • Demikian pula pati/mati, mati dalam arti tidak hanya ketika orang dikatakan meninggal, tetapi proses mati diawali dari matinya panca indria, mati rasa, mati pendengaran, mati pengelihatan, mati penciuman ,mati rasa dan seterusnya sampai akhirnya matinya pernapasan, maka ini dikatanya matinya fungsi organ tubuh atau yang disebut panca maha butha ( gabungan lima unsur zat /material yang menjadikan manusia dalam wujud benda padat/stula sarira/badan fisik.
  • Kita terbelenggu oleh kepentingan fisik yang hanya bersifat sementara, sedangkan tujuan hidup kita yang sesungguhnya sering terlupakan. Panca indria kita mudah dinina bobokkan oleh hal hal yang menyenangkan, yang memabukkan biasanya berdampak kurang baik. Dalam prose pencarian jati diri memang seharusnya mampu melewati segala macam rintangan dan mengatasinya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan. Kita akan tersadar dari mimpi kehidupan, ketika kita bisa melewati mimpi buruk hidup yang sebenarnya. Bahwa kehidupan itu membutuhkan perjuangan, pengorbanan, kesungguhan, keuletan dan kesabaran. Langkah demi langkah harus mampu kita lewati, terutama melatih kesabaran yang tidak akan pernah berakhir. Biarkan kebesaran jiwa kita yang pada akhirnya akan menuntun perjalanan hidup ini agar selamat sampai tujuan.
  • Oleh karena itu sadarilah, bahwa kehidupan kita di dunia ini hanya sesaat , numpang lewat dan pasti akan kembali keasal dari mana kita datang. Ada kelahiran, ada kehidupan dan ada kematian, semua mengharapkan kelak kita akan mengakhiri kehidupan ini dengan damai, pasrah dan dengan rasa bahagia. 
  • Ibarat peran dalam sinetron kita harus mampu memerankan lakon berbagai lakon dengan baik, apapun peran yang ditugaskan harus mampu kita laksanakan dengan baik, apakah peran siburuk rupa atau si cantik jelita...pahamilah dengan sungguh-sungguh. Apa untungnya bagi kita, keuntungan yang sesungguhnya bukan dikehidupan saat ini saja, yang lebih utama adalah buah karma setelah kita meninggal dunia. Badan fisik boleh mati dan hancur tetapi sang jiwa/roh kehidupan kita akan abadi dan yang akan mempertanggungjawabkan perilaku kita, ketika hidup di dunia menjadi manusia.
  • Dulu ketika kita lahir kedunia.. hampir semua bayi menangis ketiak dilahirkan ...dan saat itu orang tua kita tersenyum bahagia menerima kehadiran si bayi yang diidamkan...sebaliknya kalau kita mati kita berbahagia karena terlepas dari kungkungan badan fisik yang penuh derita dan  orang yang dulu berbahagia justru menangisi kita karena merasa sudah kehilangan anggota keluarga yang disayangi.  Itu hukum alam dan pasti begitu perputarannya dan terus akan begitu sampai kita tidak lagi mengalami phase reinkarnasi.
  • Kita dilahirkan telanjang dan ketika mati akan telanjang pula, harta benda sanak saudara hanya bisa mengantar sampai di kuburan , oleh karena itu wahai manusia sadarilah....kesempatan kita hidup didunia ini hanyalah kesempatan untuk mengumpulkan pahala kebajikan untuk menebus dosa-dosa kita dimasa lalu. Bukan untuk mengumpulkan harta menikamati dunia seolah olah hidup kita akan abadi. Karena yang mengantarka kita ke alam roh adalah hasil perbuatan kita di dunia (subha asubha karma).
  • Renungkanlah dan mari berlomba berbuat kebajikan.
  • Semoga Tuhan selalu melimpahkan rahmatnya kepada kita semua, agar bisa hidup rukun dan berbahagia.

Sabtu, 28 April 2012

Menjalin hubungan tetap harmonis

Hubungan suami istri akan selalu bergolak sepanjang masa, karena disinilah dinamika kehidupan keluarga yang sesungguhnya, . Tak jarang hubungan belum satu bulan sudah berantakan karena tidak bisa memahami karakter masing-masing pasangan. Oleh karena itu memahami latar belakang pasangan, pendidikan, dan karakternya penting sekali. Karena sesungguhnya ketika kita sudah memutuskan untuk menikah maka sebagaian ego kita harus dipangkas dan diisi oleh kepentingan dan kemauan pasangan kita. Kita bukan lagi pribadi utuh yang dapat berbuat sepeti masih bujangan; biasanya kalau mau pergi nyelonong saja sekarang harus pamitan, biasanya kita telat pulang karena pekerjaan menumpuk tidak masalah sekarang harus menyampaikan atau berkabar agar tidak cemas yang menunggu, biasanya bebas lirik kiri kanan yang berkenan dihati sekarang harus setia dengan pasangan. Kita harus mampu melengkapai kekurangan dan memanfaatkan kelebihannya untuk kepentingan bersama. Kalau kita sudah terbiasa kompak dan saling melengkapi maka godaan diluar rumah jarang terjadi, karena masing masing sudah mengerti status dan kewajbannya. Dan yang paling penting adalah selalu saling isi mengisi, toleransi dan komunikasikan  apapun yang masih menjadi ganjalan atau perbedaan pendapat. Konsep rwa binedha artinya dua insan menjadi satu...butuh waktu untuk menyelaraskannya, asal bisa mengurangi ego, sabar dalam mengatasi masalah.......maka semuanya akan berlalu.
Wujudkan suasana hati kita agar selalu damai, ceria,optimis dan tegar, sebab suasana hati akan sangat berpengaruh kepada pasangan kita. Apalagi kalau sudah mempunya anak, maka akan berpengaruhi pula suasana hati kita ke keluarga dan  anak-anak.
Oleh karena itu suami sebagai kepala rumah tangga, sebagai penyangga tegaknya keutuhan rumah tangga  haruslah mampu menjadi suri tauladan. Apa yang kita inginkan pada pasangan kita begitulah yang seharusnya kita laksankan. Orang lebih mudah meniru perbuatan dengan melihat dibanding  dari mendengar.
  • Kunci utama adalah kesabaran, saling pengertian, ketulusan dan ikhlas
    • sabar; adalah salah satu sifat manusia yang paling susah dilaksanakan, sepanjang hidup kita selalu saja ada masalah yang akan menguji kesabaran kita.
    • Ketika ada yang menghina tentu kita akan marah demi martabat dan harga diri katanya,
    • Kalau ditipu kita akan menjadi jengkel, kesal dan emosi, karena merasa orang yang dipercaya kok tega membohongi kita, 
    • Apalagi kalau kita difitnah pasti menjadi uring-uringan, siapa sih yang senang dijelek-jelekin dibelakang kita, rasanya sudah berbuat baik kenapa masih saja ada orang yang memfitnah kita?
    • Saat kita punya keinginan lantas ditolak, tentu akan menjadi kecewa, marah dan benci karena kita merasa sudah mempertimbangkan baik baik cara kita meminta,, apa sih maunya dia begitu kita ngomel seperti orang gila, dan sterusnya. 
    • Begitulah suasana hati kita ketika apa yang kita harapkan tidak sesuai dengan kenyataannya. Kenapa merasa tidak senang kalau ada yang menilai kita jelek, karena belum menyadari hakekat hidup kita yang sesungguhnya lahir ke dunia ini. Kalau saja kita sudah mampu mengendalikan panca indria kita dari dualitas sifat yang saling bertentangan, maka pastilah tidak aka ada rasa sesal setiap mengalami perilaku negatip. Ibarat kita memakai kaca mata, kalau kita pakai kaca mata hitam maka semua yang kita lihat akan menjadi gelap, hitam dan tidak jelas, sebaliknya kalau kita pakai kaca mata bening dan bersih maka semua akan dipandang obyektip apa adanya. Itu artinya penilaian sesorang terhadap orang lain sesungguhnya cerminan pribadi si penilai itu sendiri. Jangan takut dikatakan sombong kalau yang ngomong lebih sombong dari kita, jangan malu dikatakan pelit kalau yang ngomong ratunya pelit. Karena cerminan hati seseorang dapat dilihat dari tingkah laku dan kebiasaan orang itu sendir di dalam menyelesaikan masalah. Manusia yang sudah kehilangan kesabaran akan menyelesaikan masalah dengan mulut dan otot bukan dengan hati (lambang kebajikan). Kehilangan kendali akibat kurang sabar, cendrung dalam menyelesaikan komplik akan saling serang dan saling menyakiti. Oleh karena itu bersabarlah, kata orang tua kita sabar itu subur.
    • saling pengertian,  kita harus sadari kalau manusia tidak ada yang sempurna, oleh karena itu kita harus saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Kita ditakdirkan hidup dengan karakter yang berbeda beda  dan banyak kekurangan, oleh karena itu jadikanlah perbedaan dan kekurangan itu sebagai bahan introspeksi diri. Jangan hanya bisa menuntut hak tetapi tidak bisa melaksanakan kewajiban. Jangan meminta seuatu yang kita sendiri tidak mampu untuk memberikannya. Introspeksi diri secara terus menerus terhadap kekurangan kita sebelum menilai orang lain, jauh lebih baik dibanding kita sibuk menilai orang lain. Sering kita lupa ketika senang melontarkan kritikan kepada orang lain padahal  kita sendiri biasa melakukannya. Kesempurnaan itu hanya milik Tuhan, kita umatnya harus belajar memahami kekurangan kita dan berusaha memperkecil kekurangan kita dengan selalu berbuat kebajikan. Dengan menyadari potensi diri dan kelemahan kita maka kita akan lebih bijak bergaul dan bermasyarakat, tanpa perlu menyakiti sesama.

  • Tulus

    • tulus; artinya menampilkan citra diri apa adanya, tidak dibuat-buat dan tidak berpura pura. Di dunia ini banyak kita lihat ibarat pemain sinetron yang sanngat pintar membawakan berbagai macam peran, kenyataannya dalam kehidupan sehari harinya sangat jauh berbeda . Lihat saja berita di koran maupun televisi, orang berbuat jahat tidak lagi punya rasa malu dan sesal, pencuri,perampok atau koruptor masih bisa tersenyum saat diwawancarai awak media. Antara pikiran, perkataan dan perbuatan haruslah seia-sekata, agar prilaku kita dapat mencerminkan kejujuran, kebijaksanaan dan apa adanya. Orang yang pribadinya tulus dapat dilihat dari penampilannya yang penyabar, welas asih, suka menolong tanpa pamrih dan tidak pernah membedakan status.

  • Ikhlas

    • ikhlas; kuncinya adalah hidup sederhana, jangan banyak mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin dipenuhi. Utamakan kebutuhan dibanding keinginan. Selalu bersyukur dengan apa yang sudah kita raih. Perjuangan, kerja keras, pantang menyerak itu penting dalam mencapai keinginan untuk sukses, namun apapun hasilnya harus diterima dengan lapang dada. Doa dan restu kata orang, manusia berdoa dan berusaha Tuhanlah pemberi restunya. Tuhan memiliki kasih sayang yang berkelimpahan, oleh karena itu nikmatilah hidup ini dengan damai. Hidup sederhana adalah benteng utama supaya kita tidak terbelenggu oleh banyak keinginan. Keinginan adalah proses kerja pikiran yang diterjemahkan oleh otak kepada panca indra kita yang kemudian akan mengendalikan prilaku kita. Usahakan agar apa yang dinginkan selalu dengan niat baik, sedangkan kemampuan dan hasilnya sering tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hukum alam selalu bekerja dengan benar, berhasil atau gagal, kaya atau miskin, baik dan buruk, sifat itu akan selalu saling melengkapi, dan semua akan mengalaminya, sadarilah.
  • Biasakan agar setiap hari saat bangun tidur diawali dengan berdoa, memohon petunjuk Tuhan agar selalu dibimbing kejalan yang benar, kemudian buat suasana ceria dan gembira. Sebelum berangkat kerja sambil minum kopi atau saran pagi bersama keluarga. Ciptakan selalu suasana gembira dengan senyum dan tertawa, lalu berangkat kerja dengan rasa optimis. Sore hari ketika kita berkumpul kembali usahakan selalu ada dialog/komunikasi antara anggota keluarga terhadap hal-hal yang menarik dan yang menjengkelkan. Pecahkan masalah dengan bijaksana, karena setiap saat kita selalu dihadapkan dengan masalah, yang paling penting disini adalah bagaimana cara menyelesaikan masalahnya.( bersambung)


Jumat, 23 Maret 2012

Tujuan Hidup Yang Sebenanya

Kelahiran hidup kita sebagai manusia mempunyai tiga tujuan pokok yaitu;
1. Dapat hidup sebagai manusia adalah kesempatan
Betapa bersyukurnya kita kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan Maha Penyayang, kita diberi kesempatan lahir kedunia menjadi mahluk utama yang disebut manusia. Ada dua jenis mahluk kasat mata lainnya yang kurang beruntung yaitu hewan dan tumbuh-tumbuhan. Inilah mahluk ciptaan Tuhan yang memiliki Panca Maha Bhuta; pertiwi (zat padat), Teja (zat panas), Banyu (zat air), Bayu (zat udara) dan Akasa (zat kosong). Kelima unsur itu ada di alam dan ada dalam diri kita itulah yang disebut badan fisik.
Manusia; sbda,bayu idep artinya dapat berbicara, dapat bergerak dan dapat berpikir
Hewan: sabda,bayu ; dapat berbicara dapat bergerak tidak bisa berpikir, hanya punya insting
Tumbuh-tumbuhan; bayu; hanya bisa bergerak itupun gerak statis akibat pengaruh luar seperti angin, matahari ,air, tanah dan akasa (pancamahabhuta).

2. Menjalani kehidupan adalah pilihan
3. Perjalanan kehidupan adalah pembelajaran/belajar
4. Tujuan akhir kehidupan adalah moksah kembali kepada Sang Pencipta